Fokus
Pembahasan
·
Apakah karakteristik kunci penelitian kualitatif?
·
Mengapakah peneliti melakukan studi kualitatif?
·
Apa yang diperlukan untuk melaksankaan jenis
penelitian ini?
·
Bagaimanakah peneliti merancang sebuah studi
kualitatif?
Karesteristik Penelitian Kualitatif
Cruswell mendefinisikan Penelitian
kualitatif adalah
suatu penelitan yang dimulai dengan asumsi-asumsi, suatu pandangan dunia,
penggunaan lensa teoretis, dan kajian masalah penelitian dengan menyelidiki
makna yang diberikan individu-individu dan kelompok-kelompok terhadap masalah
sosial atau manusiawi. Untuk mengkaji masalah ini, para peneliti kualitatif
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang sedang muncul, pengumpulan
data dalam latar alamiah yang sensitif terhadap orang dan tempat yang dikaji,
dan analisis data induktif yang menetapkan
pola atau tema. Laporan tulis akhir atau presentasi meliputi suara partisipan,
refleksivitas peneliti, deskripsi kompleks dan interpretasi
masalah, dan ia melampaui literatur atau mengisyaratkan suatu
panggilan untuk aksi. Adapun Karakteristik umum
penelitian kualitatif dijelaska oleh Cruswell sebagai berikut
-
Latar Natural. Peneliti
kualitatif cenderung mengumpulkan data di lapangan pada tempat para partisipan
mengalami isu atau masalah yang sedang dikaji. (Tidak membawa individu ke
laboratorium, atau menyebarkan kuesioner kepada mereka, tetapi berbicara
langsung kepada orang-orang dan melihat mereka berperilaku dan bertindak di
dalam konteks mereka yang sebenarnya.)
-
Peneliti
sebagai instrumen kunci. Para peneliti kualitatif
mengumpulkan data sendiri dengan jalan menelaah dokumen, mengamati perilaku,
dan mewawancarai para partisipan. Para peneliti mungkin menggunakan protokol yaitu suatu
intrumen untuk mengumpulkan data tetapi merekalah yang sesungguhnya
mengumpulkan informasi. (Tidak bergantung pada kuesioner atau instrumen yang
dikembangkan oleh peneliti lain.)
-
Keanekaan sumber
data. Para peneliti kualitatif biasanya mengumpulkan berbagai
bentuk data melalui interview, observasi,
dan dokumen, dan tidak bergantung pada satu sumber data tunggal. Kemudian
ditinjau, dipahami, dan ditata menjadi kategori-kategori atau tema-tema yang
meliputi semuanya.
-
Analisis data
induktif. Para peneliti kualitatif membangun pola, kategori, dan
tema mereka dari bawah (buttom-up), dengan menata data ke dalam
unit-unit informasi yang semakin abstrak. (Menuntut peneliti untuk bekerja
pulang pergi antara tema dan basis data sampai mereka menetapkan suatu
perangkat tema yang komprehensif.)
-
Makna
partisipan. Dalam keseluruhan proses penelitian kualitatif, para
peneliti memusatkan perhatiannya untuk mempelajari makna yang dipunyai
partisipan tentang masalah atau isu. (Bukan makna yang dibawa oleh peneliti ke
dalam penelitian atau para penulis dari literatur.)
-
Desain yang
berkembang. Proses penelitian bagi peneliti kualitatif bersifat
tumbuh berkembang. Ini berarti bahwa rencana awal penelitian tidak dapat
dipegang secara kaku, dan bahwa semua fase proses dapat berubah atau bergeser
setelah peneliti memasuki lapangan dan mulai mengumpulkan data. (Perubahan dapat mengenai pertanyaan,
bentuk pengumpulan data, dan individu yang diteliti dan tempat yang dikunjungi.)
-
Lensa
teoretis. Para peneliti kualitatif sering menggunakan suatu lensa untuk
memandang studi mereka, seperti konsep kebudayaan, atau perbedaan gender,
rasial atau kelas. Terkadang
pengkajian mungkin ditata seputar pengidentifikasian konteks sosial, politis,
atau historis dari masalah yang sedang dikaji.
-
Penyelidikan
interpretif. Penelitian kualitatif merupakan suatu bentuk
penyelidikan yang menuntut peneliti untuk membuat interpretasi tentang apa yang
mereka lihat, dengar, dan pahami. Penafsiran peneliti tidak dapat dipisahkan
dari latar belakang, sejarah, konteks, dan pemahaman awal mereka. Setelah
laporan penelitian diterbitkan, pembaca membuat penafsiran juga, demikian juga
para partisipan, dengan menawarkan penafsiran baru tentang studi itu. Karena
pembaca, partisipan, dan peneliti semuanya membuat penafsiran, kita melihat
bagaimana berbagai pandangan tentang masalah muncul dan berkembang.
-
Penjelasan
holistik. Para peneliti kualitatif berupaya mengembangkan suatu
gambaran kompleks tentang masalah atau isu yang dikaji. Ini meliputi pelaporan
berbagai perspektif, pengidentifikasian banyak faktor yang terlibat dalam suatu
situasi, dan secara umum mengikhtisarkan gambar lebih besar yang muncul. (Para
peneliti tidak terikat oleh hubungan sebab-akibat yang ketat di antara berbagai
faktor, melainkan oleh identifikasi interaksi kompleks berbagai faktor dalam
suatu situasi.)
Kapan Menggunakan Penelitian Kualitatif
Creswell mengidentifikasi situasi-situasi ketika kita
memerlukan penelitian kualitatif. Situasi-situasi yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
- Kita menggunakan penelitian kualitatif ketika ada suatu persoalan atau permasalahan yang perlu dieksplorasi.
- Kita mengadakan penelitian kualitatif karena kita ingin memahami suatu isu secara kompleks dan terperinci.
- Kita melakukan penelitian kualitatif ketika kita ingin memberdayakan orang untuk menceritakan kisahnya, mendengarkan suaranya, dan meminimalkan hubungan kekuasaan yang kerap terdapat antara peneliti dan partisipan dalam suatu kajian.
- Kita melakukan penelitian kualitatif ketika kita ingin menulis dengan gaya sastra yang fleksibel yang menyampaikan cerita atau lainnya tanpa batasan struktur tulisan akademik formal
- Kita melakukan penelitian kualitatif karena kita ingin memahami konteks atau setting tempat partisipan menghadapi masalah atau persoalan.
- Kita melakukan penelitian kualitatif untuk menindaklanjuti penelitian kuantitatif dan membantu menjelaskan mekanisme atau kaitan dalam teori atau model kausal.
- Kita menggunakan penelitian kualitatif untuk mengembangkan teori ketika ada teori parsial atau ada teori yang tidak memadai bagi suatu populasi atau sampel atau teori yang ada tidak dapat menangkap secara tuntas kompleksitas masalah yang diteliti.
- Kita juga menggunakan penelitian kualitatif karena ukuran kuantitatif dan analisis statistik tidak sesuai dengan masalah.
Apa Yang Diperlukan Untuk Melaksanakan Penelitian Kualitatif?
Pelaksanaan penelitian kualitatif memerlukan
komitmen yang kuat untuk mengkaji suatu masalah dan menuntut waktu dan sumber
daya. Penelitian
kualitatif diperuntukkan bagi para peneliti yang ingin melakukan hal-hal
berikut:
- Menghabiskan banyak waktu di lapangan (untuk mengumpulkan data ekstensif, menggali isu lapangan untuk memperoleh akses, hubungan, dan perspektif “dalam”).
- Terlibat dalam proses analisis data yang kompleks dan memakan waktu melalui tugas ambisius untuk menyortir sejumlah besar data dan menciutkannya menjadi beberapa tema atau kategori saja.
- Menulis karangan yang panjang, karena bukti harus memberi isi pada klaim dan penulis perlu menunjukkan berbagai perspektif. Penggunaan kutipan untuk memberi perspektif partisipan juga memperpanjang studi.
- Berperan serta dalam suatu penelitian ilmu sosial dan humaniora yang tidak mempunyai panduan tetap atau prosedur khusus dan terus berubah
Proses Mendesain Penelitian Kualitatif
Tentang proses mendesain
penelitian kualitatif, pengarang (Creswell) pertama-tama menekankan bahwa tidak
ada kesepakatan tentang struktur bagaimana mendesain suatu studi kualitatif.
Buku-buku tentang penelitian kualitatif sangat bervariasi dalam hal ini.
Pengarang sendiri memilih untuk menyediakan pilihan-pilihan bagi para peneliti
kualitatif untuk memilih sendiri. Ada beberapa prinsip desain
yang oleh pengarang dijadikan pegangan ketika melakukan kajian kualitatif.
·
Pertama, penelitian kualitatif termasuk penelitian
ilmiah. (Semua peneliti tampaknya mulai dengan suatu persoalan atau
masalah, menelaah kepustakaan yang berkaitan, mengajukan masalah, mengumpulkan
data dan menganalisisnya, serta menulis laporan.)
·
Kedua, beberapa aspek dalam penelitian kualitatif bervariasi antara satu
studi dengan studi yang lain tentang jumlah detail yang dikembangkan. Misalnya,
- Dalam hal penggunaan
literatur, ada yang melakukan tinjauan lengkap untuk menjelaskan
persoalan yang diajukan, ada yang melakukan tinjauan pada tahap akhir
penelitian, ada juga yang melakukannya hanya untuk mendokumentasikan pentingnya
masalah penelitian;
- Dalam
penggunaan teori, teori kebudayaan membentuk batu bata etnografi kualitatif, sedangkan dalam
grounded theory teori dikembangkan selama proses penelitian, dalam penelitian
ilmu kesehatan biasa ditemukan teori apriori;
- Dalam hal format
penulisan, ada variasi mulai dari pendekatan yang berorientasi ilmiah,
ke penyampaian cerita, dan ke pemeragaan seperti teater atau puisi. Tidak ada
struktur standar atau berterima sebagaimana yang ada dalam penelitian
kuantitiatif.
Crusmell menekankan pentingnya konsep “kongruensi metodologis”
yang dikemukakan oleh Morse dan Richards—yaitu bahwa tujuan, masalah, dan metode
penelitian saling terkait sehingga studi tampak sebagai suatu keseluruhan yang
kohesif.
·
Proses mendesain studi kualitatif tidak dimulai dengan metode, melainkan dengan
asumsi umum yang sentral bagi penelitian kualitatif, suatu pandangan
dunia yang konsisten dengannya, dan dalam beberapa kasus, suatu lensa teoretis
yang membentuk penelitian.
·
Selain itu, peneliti memasuki ambang pintu penelitian
kualitatif dengan suatu topik
atau wilayah substantif peneltitian, dan mungkin sudah mereview kepustakaan tentang topik tersebut dan mengetahui
bahwa suatu masalah benar-benar ada dan perlu diteliti.
·
Untuk mengkaji topik-topik tersebut, kita mengajukan masalah penelitian
terbuka
yang dibutuhkan untuk dipahami oleh partisipan setelah dikaji dan dieksplorasi. Setelah itu kita menarik diri dari pengambilan peran peneliti
ahli yang mengajukan pertanyaan terbaik. Pertanyaan kita berubah selama proses
penelitian untuk mencerminkan peningkatan pemahaman masalah.
·
Selain itu kita membawa masalah ini ke lapangan untuk
mengumpulkan kata-kata atau gambar-gambar. Saya suka berpikir menurut empat
jenis dasar informasi: interview, observasi, dokumen, dan materi audiovisual. Tentu, bentuk baru muncul menantang kategorisasi tradisional ini: suara,
pesan email, software komputer. Tidak diragukan lagi, tulang punggung
penelitian kualitatif adalah pengumpulan
data ekstensif, umumnya dari berbagai sumber informasi.
·
Setelah mengorganisasi dan menyortir data, kita menganalisisnya
dengan menyamarkan nama responden, kita mulai berupaya mengambil makna dari data. Kita menelaah data kualitatif secara induktif dari partikular menuju
perspektif umum, baik perspektif ini disebut tema, dimensi, kode, atau
kategori. Salah satu cara
bermanfaat untuk melihat proses ini adalah menganggapnya sebagai bekerja
melalui aneka level abstraksi, mulai dari data mentah dan membentuk kateori
lebih luas. Mengingat adanya keterkaitan erat antara
aktivitas pengumpulan data,
analisis, dan penulisan laporan, peneliti kualitatif tidak selalu tahu pada
tahap manakah ia sedang berada.
·
Selain itu, kita juga bereksperimen dengan berbagai bentuk analisis—membuat
metafora, mengembangkan matriks dan tabel, menggunakan visual
untuk menyampaikan secara
simultan dengan mengurai data dan menata ulang menjadi bentuk-bentuk baru. Kita
menggambarkan dan menyajikan data , sebagian besar perspektif partisipan dan
sebagian didasarkan pada interpretasi kita sendiri, tidak pernah
sungguh-sungguh melepaskan diri dari cap pribadi kita pada suatu studi.
·
Sepanjang proses pengumpulan dan analisis data yang
lambat itu, kita membentuk narasi,
suatu narasi dengan banyak bentuk dalam penelitian kualitatif. Kita
menyampaikan cerita yang berkembang sepanjang waktu. Kita menyajikan penelitian
dengan mengikuti pendekatan tradisional dalam peneltiian ilmiah (yakni masalah,
pertanyaan, metode, temuan). Kita berbicara tentang pengalaman dalam
melaksanakan penelitian, dan bagaimana hal itu membentuk penafsiran kita
tentang hasilnya. Kita biarkan suara partisipan kita berbicara dan membawa
cerita melalui dialog, mungkin dialog yang disajikan dalam bahasa Spanyol
dengan terjemahan bahasa Inggris.
Dalam semua fase proses
peneltian itu kita harus sensitif
terhadap persoalan etis. Menurut Creswell, hal ini terutama penting ketika kita:
a)
bernegosiasi untuk masuk ke daerah peneltiian;
b)
melibatkan partisipan dalam penelitian kita;
c)
mengumpulkan data personal dan emosional yang mengemukakan rincian kehidupan;
d)
meminta partisipan memberikan waktu berharga mereka
bagi proyek kita.
Pada titik tertentu kita bertanya “Apakah kita
memperoleh cerita yang benar?” dengan menyadari bahwa tidak ada cerita yang
benar, yang ada adalah bermacam-macam cerita.
Namun kita juga berusaha
membuat uraian kita serasi dengan partisipan, merupakan refleksi akurat dari
apa yang mereka katakan. Oleh karena itulah kita melibatkan diri dalam strategi-strategi validasi, yang
sering menggunakan strategi ganda, yang meliputi konfirmasi dan triangulasi data dari berbagai sumber, berusaha
agar studi kita direview dan dikoreksi oleh partisipan, dan berusaha agar
peneliti lain juga mereview prosedur kita.
Comments
Post a Comment