Review Jurnal: “Measuring the Success of Activity-Based Cost Management and Its Determinants”




1.   Judul Penelitian

Measuring the Success of Activity-Based Cost Management and Its Determinants”. Judul penelitian sangat tepat karena judul yang baik menurut Sekaran (2005) adalah judul yang singkat dan memudahkan pembaca memahami maksud penelitian.


Nama Penulis dan Tahun

Penulis             : George Foster dan  Dan W. Swenson

Tahun              : 1997

Publikasi         : Journal of Management Accounting Research, Volume 9

 

2.   Tujuan Penelitian

Penelitian ini menguji pengaruh dari penggunaan pendekatan alternatif untuk mengukur keberhasilan manajemen biaya berdasarkan aktivitas dalam model pengujian penentu keberhasilan ABCM. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan klasifikasi  priori dan pendekatan analisis factor.

Penelitian ini sudah memiliki tujuan yang jelas dan dapat diidentifikasi, hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan Sekaran (2003) yang menyebutkan bahwa, penelitian ilmiah adalah penelitian yang memiliki beberapa karakteristik yaitu tujuan yang jelas, ketepatan, dapat uji, dapat ditiru, dan objektivitas, dan bisa menjelaskan fenomena sehingga dapat diverifikasi dengan teori yang ada.

 

3.     Latar Belakang

Dua model dari faktor-faktor penentu keberhasilan ABCM  diperiksa oleh Shields (1995) dan Shields dan Young (1989). Kekuatan penjelas dari kedua model ini sangat dipengaruhi oleh pilihan ukuran keberhasilan. Sebagai contoh, hasil pengukuran keberhasilan tidak terpakai sebelumnya lebih dari 50 persen peningkatan dalam kekuatan penjelas dari hasil yang dipublikasikan. Pengukuran keberhasilan berbasis luas (terutama yang menggabungkan rincian tentang bagaimana data ABCM digunakan dalam pengambilan keputusan) menghasilkan kekuatan penjelas tertinggi.

Menurut Shields (1995,153-154), menyediakan definisi [keberhasilan ABC] menjadi masalah karena literatur tidak jelas tentang apa yang merupakan keberhasilan, dan diskusi dengan para ahli ABC selama konstruksi survei tidak menghasilkan konsensus tentang definisi yang nyata. Sebagai contoh, keberhasilan dapat meliputi manajemen puncak tidak menolak hal itu, sebuah implementasi dari ABC, penggunaan informasi ABC oleh non accountants, memperoleh keunggulan kompetitif dan memberikan keuntungan tambahan. Dengan demikian, pendekatan yang [kita] diadopsi adalah membiarkan responden menilai keberhasilan dengan definisi apapun yang dia dianggap relevan. Penelitian di masa depan dapat mencoba untuk mendaftarkan berbagai definisi atau jenis keberhasilan.

Menurut McGowan dan Klammer (1997,20), variabel dependen didasarkan pada skala item tunggal yang mewakili kepuasan partisipan dengan implementasi ABCM. Sebuah ukuran item tunggal yang sangat kasar dan tidak dapat mencerminkan semua varians implisit dalam membangun. Ada kebutuhan untuk pekerjaan tambahan diarahkan membangun proxy beberapa item yang dapat diandalkan untuk implementasi membangun.

 

Review & Analisis

            Sekaran (2003) menegaskan bahwa isu dari riset perlu diidentifikasikan dengan jelas. Latar belakang permasalahan merupakan gejala (Sympton) dari permasalahan yang akan diteliti. Latar belakang permasalahan menjelaskan timbulnya isu atau topik yang akan diteliti yang dijelaskan dalam suatu kriteria kontek sehingga riset yang diteliti menjadi riset yang menarik. Isu dan latar belakang dalam jurnal yang dikaji dapat mencerminkan gejala dan penyebab mengapa permasalahan dalam penelitian tersebut terjadi meskipun tidak dijelaskan secara detail dan hanya menggunakan isu-isu yang bersifat umum, namun hal tersebut di rasa cukup memberikan gambaran mengapa penelitian ini dilakukan.

 

4.     Tinjauan Literatur

Alternative ABCM Success Measures

Setidaknya empat jenis apriori dari ukuran dapat dibedakan:

1.   SM-U. Pengukuran berdasarkan pada penggunaan informasi ABCM dalam pengambilan keputusan. Ukuran ini mengasumsikan bahwa penggunaan lebih luas informasi ABCM, semakin keberhasilan implementasi. Contohnya termasuk Cotton (1993), Lukka dan Granlund (1994), Innes dan Mitchell (1995) dan Krumwiede (1997).

2.   SM-DA. Pengukuran berdasarkan tindakan keputusan yang diambil dengan informasi ABCM. Menggunakan ukuran ini, ketika sebuah implementasi ABCM menyebabkan perubahan dalam pengambilan keputusan, hal ini dipandang sebagai keberhasilan, ketika tidak menyebabkan adanya perubahan dalam pengambilan keputusan, hal itu dipandang sebagai tidak keberhasilan. Innes dan Mitchell (1995) menggunakan ukuran ini.

3.   SM-$I. Pengukuran berdasarkan pada perbaikan dolar yang dihasilkan dari ABCM. Ukuran ini mencerminkan baik perkiraan ringkasan manajemen, atau perbandingan eksplisit pendapatan dolar dan biaya dengan dan tanpa ABCM. Mungkin ada dimensi waktu untuk ini mengukur keberhasilan jika ada penundaan antara saat ABCM diimplementasikan dan ketika perbaikan dolar menjadi jelas. Contohnya termasuk Shields (1995) dan Krumwiede (1997).

4.   SM-ME. Pengukuran berdasarkan pada evaluasi manajemen untuk keseluruhan keberhasilan ABCM. Ukuran ini biasanya didasarkan pada definisi yang tidak dispesifikasi bagaimana keberhasilan harus ditafsirkan. Contohnya termasuk Shields (1995), Swenson (1995) dan Mc Gowan dan Klammer (1997).

Masing-masing penelitian di atas menggunakan baik sebuah pertanyaan tunggal atau gabungan pertanyaan untuk mengembangkan ukuran keberhasilan ABCM. Tanggapan dari 55 pertanyaan digunakan untuk menghitung empat ukuran keberhasilan apriori untuk 166 situs ABCM. Sebuah alternatif untuk kategorisasi priori dari empat ukuran keberhasilan adalah untuk menggunakan analisis faktor dari 55 pertanyaan individu.

 

Measuring ABCM Success Determinants

Beberapa pendekatan telah digunakan untuk memandu variabel diduga menjadi faktor penentu keberhasilan ABCM:

1.   Dipandu oleh kerangka konseptual atau teori dari disiplin terkait. Sebagai contoh, Shields dan Young (1989) menyajikan model perilaku untuk menerapkan sistem manajemen biaya di mana tujuh faktor yang diidentifikasi yang mempengaruhi keberhasilan - budaya, kontrol, juara, proses perubahan, komitmen, kompensasi, dan pendidikan berkelanjutan. Argyris dan Kaplan (1994) memanfaatkan perubahan literatur manajemen untuk mengidentifikasi variabel yang terkait dengan pendidikan, sponsor dan keselarasan insentif. Gosselin (1997) menggunakan struktur organisasi dan literatur inovasi untuk memeriksa keputusan oleh perusahaan untuk "mengadopsi dan menerapkan" ABCM.

2.   Dipandu oleh observasi lapangan. Sebagai contoh, Cooper et al. (1992) menyimpulkan bahwa berdasarkan penelitian mereka dari delapan implementasi, sponsor manajemen puncak adalah penentu kunci keberhasilan.

3.   Dipandu oleh keteraturan empiris dalam penelitian. Sebagai contoh, Shields (1995) menggunakan langkah-bijak regresi untuk melihat mana lima dari 17 variabel implementasi yang terbaik menjelaskan keberhasilan ABCM.

Mengukur faktor penentu keberhasilan individu dapat dilakukan dengan tanggapan terhadap pertanyaan individual atau gabungan berdasarkan tanggapan atas dua atau lebih pertanyaan.

 

Review & Analisis

            Tinjauan literature merupakan penyajian yang jelas dan logis mengenai karya penelitian yang relevan yang dilakukan sejauh ini dalam bidang investigasi (Sekaran, 2003). Menurut saya tinjauan literature yang disajikan dalam penelitian ini cukup baik untuk menyediakan dasar untuk menyusun kerangka teoretis yang komprehensif di mana hipotesis dapat dibuat untuk diuji karena cukup banyak literature yang relevan telah disebutkan dalam sub bab ini.

 

Saran

            Banyak literature baik yang sudah dipublikasikan ataupun non publikasi yang tersedia mengenai topic persoalan, dari literature yang telah disebutkan di atas, banyak yang dikumpulkan dari jurnal-jurnal yang relevan, saran saya, mungkin literature yang sudah ada perlu ditambah dengan literature yang dikumpulkan dari buku-buku.

 

5.     Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh dari penggunaan pendekatan alternatif untuk mengukur keberhasilan manajemen biaya berdasarkan aktivitas dalam model pengujian penentu keberhasilan ABCM.

 

Review & Analisis

            Untuk menentukan permasalahan bukanlah hal yang mudah, karena peneliti harus bisa membedakan mana masalah dan mana dampak dari masalah. Sebuah pernyataan masalah yang baik berbentuk jelas, tepat dan ringkas terkait isu tertentu yang diharapkan peneliti akan dilakukan investigasi. Dalam jurnal perumusan masalah tidak dijabarkan secara gamblang dalam latar belakang permasalahan, namun pembaca dapat menebak alur permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, karena dalam tiap paragraf disajikan secara jelas, tepat, dan ringkas terkait isu yang akan diteliti.

 

 

 

6.     Penyusunan Hipotesis

Review & Analisis

Hipotesis adalah prediksi tentang fenomena atau dugaan yang akan diuji kebenarannya dengan fakta yang ada dalam suatu penelitian (Jogiyanto, 2004). Hipotesis perlu dikembangkan dengan menggunakan teori yang relevan atau dengan logika dan hasil-hasil penelitian sebelumnya, hipotesis dikembangkan dengan maksud supaya tujuan dari riset untuk menerima hipotesisnya dapat tercapai dengan kemungkinan yang besar. Dalam penelitian ini tidak menyebutkan hipotesis yang diuji.

           

7.   Pengukuran dan Definisi Operasional Variabel

Success Measure of ABCM Information Use (SM-U)

Ukuran keberhasilan ini didasarkan pada tiga kategori pertanyaan yang berkaitan dengan menggunakan pengambilan keputusan:

a)   Keputusan penggunaan sistem ABCM saat ini. Responden diminta untuk menilai sistem ABCM saat ini dibandingkan dengan sistem manajemen biaya sebelumnya pada penggunaan informasi dalam 14 wilayah keputusan khusus yang tercantum dalam tampilan 1. Skala lima poin adalah: sangat baik (5), baik (4), rata-rata (3), adil (2) dan miskin (1). Ada juga kategori "tidak berlaku". Tampilan 1 menunjukkan peringkat dari penggunaan keputusan ABCM pada tiga ukran. Skor rata-rata digunakan dalam kolom (2) bobot respon yang sangat baik sebagai 5, baik sebagai 4, rata-rata 3, adil sebagai 2 dan miskin sebagai 1. Keputusan menggunakan tiga dengan ukuran ini adalah:

·       mengidentifikasi peluang untuk perbaikan,

·       keputusan manajemen produk, dan

·       mengemudi proses perbaikan keputusan.

b)  Frekuensi dari 12 area bisnis fungsional menggunakan informasi ABCM untuk membuat keputusan. Skala lima poin adalah: digunakan sepanjang waktu (5), sebagian besar waktu (4), setengah dari waktu (3), kadang-kadang (2), dan tidak pernah (1). Disajikan dalam tampilan 2 panel A.

c)   Frekuensi dari lima kelompok manajer menggunakan informasi ABCM untuk membuat keputusan. Skala lima poin adalah: digunakan sepanjang waktu (5), sebagian besar waktu (4), setengah dari waktu (3), kadang-kadang (2), dan tidak pernah (1). Disajikan dalam tampilan 2 panel A.

 

Success Measure of Decision Actions Taken (SM-DA)

Responden survei diminta untuk menunjukkan signifikansi perubahan yang dibuat sebagai hasil dari pelaksanaan situs ABCM. Skala lima poin adalah: sangat signifikan (5), signifikan (4), sedang (3), minor (2), dan tidak ada perubahan (1). Tampilan 3 menyajikan hasil ringkasan untuk 11 wilayah keputusan. Daerah dengan perubahan terbesar yang dilakukan adalah proses, strategi harga, bagian komponen dan fokus strategis.

 

Success Measure of Dollar Improvements (SM-$I)

Survei meminta tanggapan kualitatif pada perbaikan dolar menggunakan skala lima poin: perbaikan dolar yang signifikan (5), perbaikan dolar yang luas (4), perbaikan moderat dolar (3), perbaikan beberapa dolar (2), dan tidak ada perbaikan dolar (1). Ringkasan data dalam tampilan 4. Tiga bidang - profitabilitas produk/jasa, manufaktur/produksi, dan dukungan biaya overhead – dilaporkan perbaikan dolar memiliki jumlah yang paling besar yang dihasilkan dari pelaksanaan situs ABCM.

 

Success Measure Based on Management Evaluation (SM-ME)

Responden diminta untuk menunjukkan "seberapa berhasilnya" enam kelompok manajemen yang berbeda "menganggap upaya ABCM Anda." Enam kelompok: manajemen senior, manajer operasional, manajer departemen, supervisor / pemimpin tim, personil garis dan juara ABCM. Skala lima poin adalah: sangat sangat berhasil (5), sangat berhasil (4), cukup berhasil (3), belum tertampilan (2), dan kegagalan lengkap (1). Tampilan 5 menunjukkan hasil dengan menggunakan format yang sama seperti dilaporkan dalam tampilan 1 sampai 4.

 

Review & Analisis

            Pengukuran adalah pemberian nilai properti suatu objek. Objek merupakan suatu entitas yang akan diteliti. Properti dapat berupa properti fisik, psikologi, dan sosial. pengoperasionalan konsep adalah menjelaskan karakteristik dari objek properti ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat rasional. Skala adalah suatu instrumen atau mekanisme untuk membedakan individu dalam hal terkait variabel minat yang kita pelajari. Ada empat tipe skala dasar: nominal, ordinal, interval, dan rasio.

 

           

8.   Metodologi Penelitian

            Penelitian ini mengidentifikasi fakta atau peristiwa sebagai variable yang dipengaruhi dan melakukan penyelidikan terhadap variable-variabel yang mempengaruhi. Penelitian ini menggunakan database yang dikembangkan oleh American Productivy and Quality Center (APQC) dan The Consortium for Advanced Manufacturing International (CAM-I).

 

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang mempunyai situs ABCM. Populasi terbatas pada 750 perusahaan yang memiliki situs ABCM potensial. Dari semua kuesioner yang dikirim, yang bisa digunakan 166 kuesioner dari 132 perusahaan, sehingga sampel yang digunakan berjumlah 132.

 

Jenis Data

Sumber data yang digunakan peneliti adalah data primer. Data primer mengacu pada data yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi (Sekaran, 2003). Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari angket/kuesioner yang diisi oleh personel dalam suatu perusahaan yang dijadikan subjek penelitian oleh penulis. Selain itu, peneliti juga melakukan pengamatan secara langsung.

 

Teknik Pengumpulan Data

Peneliti dalam mengedarkan kuesioner menggunakan sistem mail survey. Mail survei dipilih karena memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data dan memungkinkan peneliti untuk survei sampel acak besar dari populasi di biaya yang relatif rendah.

 

9.   Hasil Penelitian

A Priori Success Measures and ABCM Success Determinants

Shields (1995) Model

Penelitian Shields (1995) memberikan tampilan ekstensif tentang penentu keberhasilan ABCM didasarkan pada dua ukuran keberhasilan, SM-$I dan SM-ME. Masing-masing dari lima variabel independen yang signifikan dilaporkan dalam penelitian itu sebagai penentu keberhasilan ABCM didasarkan pada respon terhadap pertanyaan tunggal. Kelima variabel tersebut:

1.   Dukungan manajemen puncak

2.   Pelaksanaan pelatihan

3.   Link ke evaluasi kinerja / kompensasi

4.   Link ke inisiatif kualitas

5.   Kecukupan sumber daya

Alternative Measures of Dependent and Independent Variables

Dua cara memperluas desain penelitian di Shields (1995) sekarang diperiksa:

a)   Menggunakan gabungan dari pertanyaan individu untuk menghitung variabel independen sebagai lawan menggunakan pertanyaan tunggal untuk setiap variabel independen. Lampiran A (bagian I) daftar pertanyaan yang digunakan untuk menghitung variabel independen berbasis gabungan.

b)  Menggunakan gabungan dari SM-$I, SM-ME, SM-U, dan SM-DA untuk mengukur keberhasilan variabel dependen sebagai lawan SM-$I atau SM-ME. Masing-masing dari empat ukuran adalah tertimbang sama ketika menghitung gabungan ini.

Additional Variables Affecting ABCM Success

Tampilan 8 melaporkan hasil dari menambahkan salah satu atau kedua dari dua variabel untuk model regresi lima variabel dalam tampilan 7. Satu penjelasan untuk signifikansi jumlah variabel aplikasi utama adalah bahwa aplikasi lebih membawa manfaat yang lebih besar dari ABCM. Penjelasan alternatif adalah bahwa hanya implementasi keberhasilan yang meningkatkan jumlah aplikasi dari waktu ke waktu.

Penjelasan alternatif memprediksi koefisien positif pada peningkatan aplikasi utama dari variabel waktu. Penjelasan alternatif juga ada untuk signifikansi dari waktu penggunaan variabel. Salah satu penjelasan adalah bahwa semakin lama waktu penggunaan, semakin besar jumlah manfaat dan manfaat ini mulai muncul dalam jangka waktu yang relatif singkat setelah penggunaan dimulai. Untuk menyelidiki penjelasan alternatif, kita menggunakan pendekatan variabel dummy (0 jika waktu rata-rata situs-di-gunakan adalah 1 tahun atau kurang dan 1 lainnya).

 

Research Design Issues

Hasil yang dilaporkan dalam tampilan 6 sampai 8 mewakili regresi lainnya. Masalah desain tambahan diperiksa adalah:

1.   Kesimpulan tentang pentingnya ukuran keberhasilan individu ABCM dalam tampilan 6 sampai 8 tidak terpengaruh oleh pengelompokan 166 survei ke 83 pertama kembali dan 83 terakhir kembali.

2.   Kesimpulan tentang pentingnya ukuran keberhasilan individu ABCM dalam tampilan 6 sampai 8 adalah sama untuk set lengkap 166survei dan  untuk 130 survei dari personil keuangan / akuntansi. 36 survei lainnya datang terutama dari manajer operasi. Dengan hanya 36 pengamatan, tingkat signifikansi untuk variabel independen individu berkurang. Misalnya, hasil untuk kolom (5) dari tampilan 8 untuk 36 sampel survei adalah: R2 disesuaikan untuk survei sampel 36 adalah 0,86 dibandingkan dengan 0,64 untuk sampel survei 130 keuangan / akuntansi responden.

3.   Ukuran keberhasilan gabungan dihitung dengan bobot yang sama empat ukuran keberhasilan apriori. Sebuah pembobotan alternatif adalah sama berat 55 pertanyaan yang mendasari empat ukuran priori. Pembobotan ini menghasilkan hasil yang sangat mirip. Sebagai contoh, R2 yang disesuaikan adalah 0,73 dibandingkan dengan 0,71 untuk model dalam kolom (5) dari tampilan 8.

 Shields and Young (1989) Model

Shields dan Young (1989) menyajikan sebuah model "Tujuh C" untuk menerapkan sistem manajemen biaya. Tujuh faktor penentu keberhasilan diusulkan sebagai model adalah budaya, kontrol, juara, proses perubahan, komitmen, kompensasi dan pendidikan berkelanjutan. Sementara pemilihan dari 17 variabel yang digunakan dalam Shields (1995) dipengaruhi oleh "Model Tujuh Cs," seleksi variabel final dipandu oleh ukuran-bijaksana regresi.

Tampilan 9 menunjukkan hasil untuk model Cs Tujuh menggunakan ukuran keberhasilan alternative. Hasil tampilan 9 dengan ukuran keberhasilan alternatif mirip dengan tampilan 7. Memperluas ukuran keberhasilan di luar SM-$ I atau SM-ME memasukkan SM-U dan SM-DA meningkatkan kekuatan penjelas dari model penentu keberhasilan ABCM.

Hasil regresi dalam tampilan 9 menyoroti bagaimana tes dari model Shields dan Young (1989) yang dipengaruhi oleh pilihan ukuran keberhasilan ABM. Model dengan kekuatan penjelas tertinggi dalam tampilan 9 menggunakan ukuran keberhasilan berdasarkan luas (berdasarkan 55 pertanyaan yang mencakup empat kategori).

 Factor-Analysis Based ABCM Success Measures

Analisis faktor merupakan cara alternatif mengembangkan ukuran keberhasilan ABCM. Berbeda dengan kelompok apriori, analisis faktor bergantung pada korelasi empiris dalam database yang sedang diperiksa untuk mengidentifikasi ukuran keberhasilan. Tampilan 10 menguraikan empat faktor yang kami menggunakan rotasi varimax mengidentifikasi. Lampiran B rincian pertanyaan individu yang mendasari empat faktor. Empat faktor itu adalah:

     Faktor 1: Kegunakan Keputusan

     Faktor 2: Produk / pelanggan aplikasi

     Faktor 3: Fungsi / manajer aplikasi

     Faktor 4: persepsi kelompok keberhasilan Manajer

Korelasi tertinggi (baik 0,89) adalah antara faktor menggunakan pengambilan keputusan
(F1) dan penggunaan keputusan mengukur (SM-U) dan antara faktor aplikasi fungsi / manajer (F3) dan menggunakan ukuran keputusan (SM-U).

 Shield (1995) Model

Tampilan 11 melaporkan hasil untuk model penentu keberhasilan ABCM yang diperiksa dalam kolom (5) dari tampilan 8. Kolom (2) sampai (5) dari tampilan 11 melaporkan hasil ketika masing-masing dari empat faktor berbasis ukuran keberhasilan secara terpisah digunakan sebagai variabel dependen. Kolom (6) memiliki gabungan dari empat faktor (sama tertimbang) sebagai variabel dependen.

Hasil memperkuat mereka yang sebelumnya dilaporkan dalam makalah ini. Perhatikan peningkatan R2 yang disesuaikan ketika mengukur keberhasilan yang lebih luas berbasis gabungan digunakan sebagai variabel dependen:

 Shields and Young (1989) Model

Tampilan 11 melaporkan hasil untuk model Cs Tujuh. Agregasi menemukan bahwa peningkatan R2 yang disesuaikan dengan ukuran keberhasilan yang lebih luas berbasis ABCM juga memegang untuk Model Shields dan Young (1989):

Mirip dengan kolom 7 tampilan 9, semua variabel di kolom 6 tampilan 12 dberkoefisien positif dengan empat dari tujuh C dengan level signifikan 0.05.

 Review & Analisis

Hasil penelitian dijelaskan dengan cukup baik, hasil angka statistik dan output yang mendukung memperkuat penyampaian tingkat signifikansi dari hipotesis yang dibangun.


Review & Analisis

Laporan penelitian yang baik menggambarkan kejelasan, keringkasan, koherensi, tekanan yang tepat pada aspek penting, susunan paragraf yang berarti, transisi yang lancar dari satu topik ke topik yang lain, pilihan kata yang cocok, dan kekhususan. Laporan harus disusun sedemikian rupa agar meningkatkan pemaknaan dan kelancaran alur materi, sehingga pembaca bisa dengan mudah memahaminya.

Secara umum penelitian ini sudah mengikuti kaidah-kaidah penelitian ilmiah yang baik. Penelitian ini mencoba untuk memberikan beberapa wawasan ke dalam "ABC paradoks". Meskipun fakta bahwa akademisi dan akuntan manajemen telah menunjukkan banyak kepentingan untuk ABC selama sepuluh tahun terakhir, survei menunjukkan bahwa proses difusi untuk ABC belum kuat. Ini adalah peran peneliti akuntan manajemen untuk menyelidiki faktor-faktor yang mungkin  mempengaruhi keputusan manajemen untuk mengadopsi dan menerapkan pendekatan aktivitas manajemen seperti ABC.

 

Comments