GLOBAL CORPORATION CITIZENSHIP

                               

  GLOBAL CORPORATION CITIZENSHIP


Bab ini menjelaskan memperkenalkan mengenai hubungan konsep CSR dengan corporation citizenship dan menjelaskan keadaan perusahaan-perusahaan diseluruh dunia, seperti Mattel, Novo Nordisk, dan camex telah mengelolah social responsibility. Bab ini juga menerangkan praktek audit sosial, suatu metode untuk mengukur dan menilai performa sosial perusahaan dan melaporkan hasilnya kepada publik.
CORPORATE CITIZENSHIP
    corporate citizenship mulai dikenal secara luas pada tahun 1990, corporate citizenship merupakan bentuk dari pelaksanaan CSR dalam prakteknya.  Tidakan ini membutuhkan hubungan yang proaktif dari stakeholder, penemuan peluang-peluang bisnis dalam pelayanan sosial,  dan mentransformasikan keadaan. Roberto Chivita ketua dan CEO dari Brazillian Abril group mendefinisikan  corporate citizenship sebagai” capitalism with social conscience”. Menurut banyak pemimpin perusahaan penggunaan corporate citizenship sebelumnya sangat sederhana dan hanya berupa pilihan. Sekarang di pertengahan 2000an kini semakin rumit dan wajib. Ini disebabkan karean pasar global, akses informasi yang semakin cepat dan harapan stake holder yang tinggi menjadikannya semakin memaksa semua perusahaan untuk mendirikan “ strategy corporate citizenship yang semakin berintegrasi” sebagai salah satu bagian dari perencanaan bisnis menyeluruh.
Pada pertengahan tahun 2000, Corporate Citizenship menjadi wajib tapi membingunkan, hal ini dikarenakan adanya pasar global, akses utnuk informasi yang cepat, dan ekspektasi para stakeholder yang tinggi untuk membangun sebuah “strategi Corporate Citizenship yang berintegrasi” harus menjadi perencanaan bisnis mereka keseluruhan.
Global Corporate Citizenship
    global corporate citizenship adalah proses mengidentifikasi, menganalisa, dan menanggapi sosial responsibility, politi, dan ekonomi perusahaan sesuai dengan hukum dan kebijaka publik, harapan stakeholder, serta aksi sukarela yang timbul dari nilai koorporasi dan strategi bisnis. corporate citizenship merupakan hasil aktual dasi suatu proses yang mereka lakukan.
    Pengertian dari global corporate citizenship yang sejalan dengan topik yang akan didskusikan di buku ini:
•    Manajer dan perusahaan harus bertanggung jawab kepada para stakeholdernya
•    corporate citizenship  memerlukan perhatian perusahaan, dan juga reaksinya, harapan stakeholder, dan tanggung jawab atas aksi sukarela yang konsisten dengan nilai dan misi bisnis
•    corporate citizenship memerlukan lebih dari hanya sekedar tuntutan-tuntutan dalam sebuah perumuan
•    corporate citizenship memerlukan keduanya  apa yang perusahaan lakukan dan struktur keseluruhan yang digunakan stakeholder untuk membuat keputusan
Sistem Manajemen Untuk Corporate Citizenship
    Tujuan dari sistem manajemen CSR adalah untuk mengintegrasi kepentingan tanggung jawab perusahaan kepada nilai, budaya, pekerjaan, dan keputusan bisnis perusahaan pada semua tingkatan organisasi. Banyak perusahaan melakukan beberapa langkah untuk menciptakan sebuah sistem denga membebankan tanggung jawab kepada dewan komite yang dapat mengidentifikasi isu-isu kunci CSR dan mengevaluasi serta membangun sebuah struktur organisasi yang bernilai sosial untuk integrasi jangka panjang. Satu hal yang terpenting adalah tidak ada satupun metode untuk mendesain sebuah struktur manajemen CSR yang diterima secara umum.

Tingkatan Corporate Citizenship
     Perusahaan tidak akan menjadi masyarakat korporasi yang baik hanya dalam waktu semalam. Proses tersebut membutuhkan waktu yang lama. Pembangunan perilaku baru, mempelajari rutinitas baru, pembuatan program dan kebijakan baru, dan pembentukan hubungan baru. Banyak hambatan yang harus diatasi.
     Pada tahun 2006, Philip H. Mirvis dan Bradley K. Googins, mengusulkan model lima tingkat kemasyrakatan korporasi. Setiap tingkat ditandai oleh pola khusus dari konsep, strategi, kepemimpinan, isu manajemen, hubungan stakeholder, dan transparansi.
a)    Tingkat elementary 
b)    Tingkat engaged
c)    Tingkat innovative
d)    Tingkat integrated
e)    Tingkat transforming

Audit kinerja sosial
    Audit kinerja sosial adalah sebuah penilaian sistematis mengenai etika dan kinerja sosial organisasi.  Audit ini meneliti dampak dari suatu bisnis terhadap dua hal : peryantaan tentang misi atau kebijaka perusahaan, prilaku organisasi dan norma sosial perusahaan yang memerlukan pembentukan standar global. Hukum di eropa memisahkan audit sosial menjadi tiga kategori  :
a)    Sumber daya manusia
b)    Komunitas
c)    Standar tenaga kerja
Standar Audit Sosial Global
     Standar digunakan untuk menilai kinerja perusahaan dalam melakukan pengembangan berdasarkan jumlah organisasi. Standar tersebut antara lain :
-    The International Organisation for Standards (ISO 14001, 14063, dan 26000)
-    Global Reporting Initiative
-    Social Accountability 8000
-    The Institute of Social and Ethical Accountability’s (ISEA) or AA 1000
Laporan Lingkungan dan Sosial
Laporan ini muncul pada tahun 2005, seperti yang dilaporkan pada sebuah survei internasional tentang tanggung jawab perusahaan. Survei tersebut melaporkan pelaporan CSR meningkat sejak tahun 1993. Sebagian besar pelaporannya didasarkan pada pedoman pelaporan pertanggungjawaban GRI.
Balanced Scorecard
     Metode pelaporan pertanggungjawan sosial lainnya adalah balanced scorecard. Metode ini diperkenalkan oleh Robert Kaplan dan David Norton. Balanced scorecard fokus pada indikator keuangan dan non keuangan, dengan empat kuadran atau perpektif, yaitu : people and knowledge, internal, customer, dan financial. Keseimbangan yang dimaksud bukan berarti harus sama, tetap ini merupakan sebuah alat untuk mendorong para manajer untuk mengembangkan dan menggunakan semua aspek-aspek kinerja.
Tripple Bottom Line
     Pendekatan lainnya untuk melaporkan kinerja sosial perusahaan adalah konsep trpple bottom line. Laporan tripple bottom line digunakan ketika perusahaan melaporkan kepada stakeholder bukan hanya hasil keuangan saja tetapi juga dampak sosial dan lingkungan perusahaan. Aspek keuangan, sosial, dan lingkungan yang dinamakan tripple bottom line perusahaan.  

Comments